Meski masih masa liburan panjang
usai Ujian Akhir Semester, namun para mahasiswa aktivis KAMMI (Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia) ini tak berkurang semangatnya untuk menyambut 1096 wisudawan dan wisudawati yang diselenggarakan UIN (Universitas Islam Negeri)
Walisongo Semarang dengan wisuda sarjana (s.1) ke 67, magister (s.2) ke 34, doktor (s.3) ke
10 dan diploma 3 (d.3) perbankan syari’ah ke 17 periode juli 2015 Tahun
akademik 2015/2016 pada Kamis, (30/7) di auditorium kampus 3.
Tak dipungkiri, wisuda ini menyebabkan jalan alur
masuk kampus sangat padat dan mengalami kemacetan. Bahkan di dalam kampus pun
ramai dan sesak para pedagang yang menjajakan dagangannya dalam acara besar
ini. Terlihat juga banyak organisasi ekstra, organisasi daerah maupun
UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) membuka stand guna penjemputan wisuda para
wisudawan dan wisudawati yang tergabung dalam perkumpulan yang mereka ikuti.
KAMMI adalah salah satu diantaranya yang
memanfaatkan momen tersebut. Dengan adanya acara wisuda ini, KAMMI eksis dengan
menggelar stand sederhana di belakang gedung G kampus 3. Sebanyak 16 wisudawan dan wisudawati yang bergabung dengan KAMMI resmi diwisuda pada hari itu. Tidak hanya duduk
manis menunggu acara wisuda selesai, namun KAMMI membuka stand untuk para orang
tua maupun keluarga dari wisudawan sekaligus berwirausaha dengan menjual
makanan-makanan ringan.
Jajanan yang mereka tawarkan antara lain tahu
campur, siomay bandung, pisang coklat, risol, dan beberapa gorengan. Pasalnya,
sebagian besar dari jajanan itu KAMMI membuatnya sendiri dengan bantuan
sukarela dari anggotanya. Tak hanya itu, mereka juga menyediakan aksesoris
wanita seperti bros dan kaos kaki.
Selain untuk memperkenalkan kepada
khalayak ramai tentang eksistensi dan kiprah KAMMI di kampus, organisasi ini
juga melatih untuk mengembangkan potensi SDM mahasiswa yang bergabung di KAMMI.
“Masalah untung dan rugi itu
belakangan, yang penting kami berusaha maksimal. Yang kami lakukan dan yang
kami dapat ini insyaallah akan kembali lagi kepada ummat terkhusus masyarakat
sekitar kampus ataupun nanti desa yang kami bina,” jelas Setiyadi, Ketua Umum
KAMMI Komisariat UIN Walisongo periode 2015/2016.
Sebelum menemui lelaki
berjenggot tipis itu, kami mendapati sedikit keributan yang terjadi di
stand KAMMI. Bermula ketika seorang laki-laki membawa tas besar yang berisi
dagangan melewati sekat diantara bangku milik KAMMI hingga pisang coklat di
atas bangku tersenggol dan jatuh berserakan.
“Nggak papa mbak, lagipula
bapak yang tadi juga tidak sengaja. Namanya juga buru-buru pulang,” aku lelaki
berkulit sawo matang itu.
Disinilah letak kearifan dan salah
satu bentuk dakwah KAMMI. Belajar untuk ikhlas dan memaafkan. Hingga wisuda
selesai digelar dagangan KAMMI laris terjual.-MNQ-