Mutmainah NQ

Kehidupan ini diisi oleh orang hidup. Jika anda merasa masih hidup bertindaklah selayaknya orang hidup.

Senin, 21 September 2015

Greget mBangun Semarang Atlas

Oleh: Muthmainah NQ (Ketua Dept. Kastrat)


Siapa yang tidak kenal dengan Kota Semarang? Kota sebagai ibukota dan jantungnya Provinsi Jawa Tengah, sebagai poros utama pun sebagai cerminan provinsi yang terletak di Pulau Jawa ini. Kota dengan penuh julukan, keistimewaan dan sejuta pariwisata. Mulai dari kota pahlawan, kota atlas, kota perjuangan, kota lumpia, kota jamu, venice van java, the port of java, beauty of asia, sampai little netherland. Icon utama Semarang memamerkan pesona Tugu Muda sebagai monumen bersejarah ditemani dengan megahnya Lawang Sewu.
Semarang termasuk kota metropolitan di Indonesia sekaligus menjadi kota terbesar kelima setelah Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan. Dengan segala keindahan dan bangunan bersejarah yang melimpah, Semarang menjadi kota primadona. Tak terlepas dari itu semua. Semarang juga memiliki sederet bala bagi masyarakatnya. Mulai dari banjir, rob, sampah, abrasi pantai, pencemaran air, pencemaran udara, bahkan longsor. Ya memang tidak kesemuanya itu lantas serta merta menyalahkan kehendak Tuhan. Kalau manusia tidak berulah, musibah itu tak terjadi.
Beberapa kurun waktu yang lalu Soemarmo yang pernah menjabat sebagai walikota Semarang ketika itu, mencanangkan program 3S “Saatnya Semarang Setara”. Tidak ada yang salah saya kira. Namun jika ditelaah lebih lanjut, sepertinya konotasi kalimat itu secara tidak langsung menunjukkan bahwa Semarang belum setara dengan kota-kota metropolitan lainnya.
Mewujudkan Semarang Atlas dengan slogan Semarang Setara diharapkan dapat mencapai target visi Semarang dengan cepat. Atlas merupakan singkatan dari aman, tertib, lancar, asri dan sehat. Kelima kata itu bermakna mendalam. Aman yang berarti bebas dari tekanan dan gangguan keamanan, ketertiban, dan ketentraman. Tertib, kehidupan yang tertib di segala bidang. Lancar, dalam hal pelayanan yang mudah termasuk kelancaran lalu lintas. Asri, lingkungan yang bersih, indah dan nyaman. Sehat, tercapainya kehidupan masyarakat sehat jasmani dan rohani. Cita-cita mulia yang pantas diperjuangkan.
Seperti yang diketahui bersama, regulasi pemerintahan baik aturan maupun kebijakan setiap pergantian pemimpin maka disitulah ganti pula apa yang dibawanya saat kampanye. Menurut hemat saya, ini sebuah kebiasaan yang buruk walaupun hanya dalam ranah kota. Apalagi jika semua unsur dan lapisan birokrasi Indonesia demikian adanya dalam memaknai suksesi, saya rasa itu adalah sebuah musibah yang besar.
Mengingat urgensi dari pembangunan untuk Semarang begitu penting dan mendesak, setidaknya sejenak melupakan jabatan dan kepentingan pribadi yang hanya membuat murka rakyat. Bersama-sama dan gotong royong bahu-membahu melakukan pengabdian dengan bantuan masyarakat. Sejak dini semangat kebersamaan dari semua lini memang harus dilatih dan dibiasakan. Mengatasi dari sebuah permasalahan dengan kesadaran bersama tanpa harus menyalahkan satu sama lain.
Terdapat hajatan besar di Semarang tanggal 9 Desember 2015 nanti tepatnya. Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota. Tidak hanya di Semarang namun serentak seluruh Indonesia, terkecuali beberapa daerah yang ditunda pemilihannya karena tidak memenuhi syarat untuk itu. Pemilu ini menjadi kesempatan yang “haram” hukumnya jika hanya dibiarkan berlalu. Sebagai masyarakat yang “melek” politik setidaknya dalam rangka bentuk partisipasi menyumbangkan suara untuk perubahan kota atau kabupaten masing-masing terkhusus Semarang menuju  arah yang lebih baik tepat guna mewujudkan Kota Atlas.
Secara resmi, pasangan Soemarmo-Zuber Syafawi nomor urut 1, Hendrar Prihadi-Ita nomor urut 2, dan Sigit Ibnugroho-Bagus nomor urut 3. Masing-masing telah mendeklarasikan visi dan misi untuk Semarang. Saran saya, bijak dan teliti dalam memilih agar langkah pertama untuk menentukan pilihan.
Siapapun pilihan Anda, siapapun yang kelak terpilih semoga menjadikan Semarang yang lebih baik dan mewujudkan cita-cita bersama menyambut Semarang Atlas Setara.


-MNQ-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar